Puisi : Catatan 027
Oleh Unus Prajakaparta
Ke mana lagi aku harus melangkah dan mencarimu ?
Sedang di sepanjang jalan
Orang-orang memandangku
Seperti hendak telanjangi jiwa ini
Aku tidak pernah takut pada semua
Namun tak bisa pula aku bernaif durja
Tentang semua gelora di dalam jiwa penuh nada
Aku selalu tersenyum setiap kali engkau bisu
Aku tak pernah tau apa yang engkau mau
Telah sadar betul siapa diriku ini
Pengemis yang meminta satu kata darimu
Akulah si pengemis
Yang mengetuk pintu hatimu
Dengan sejuta harapan
Seumpama harapan siang
Yang merebut kesucian malam
Kenapa engkau masih bisu ?
Tak mau membuka sepatah kata pun untukku
Kini, semua harapan telah menjadi abu
Abu yang telah memburamkan mata ini
Sering aku jumpai
Setitik embun yang ingin mengobati mataku
Namun aku menolaknya
Karena aku tetap mengharap uluran tangan darimu
Yang akan menuntunku
Meski aku tau semua itu semu
Oleh Unus Prajakaparta
Ke mana lagi aku harus melangkah dan mencarimu ?
Sedang di sepanjang jalan
Orang-orang memandangku
Seperti hendak telanjangi jiwa ini
Aku tidak pernah takut pada semua
Namun tak bisa pula aku bernaif durja
Tentang semua gelora di dalam jiwa penuh nada
Aku selalu tersenyum setiap kali engkau bisu
Aku tak pernah tau apa yang engkau mau
Telah sadar betul siapa diriku ini
Pengemis yang meminta satu kata darimu
Akulah si pengemis
Yang mengetuk pintu hatimu
Dengan sejuta harapan
Seumpama harapan siang
Yang merebut kesucian malam
Kenapa engkau masih bisu ?
Tak mau membuka sepatah kata pun untukku
Kini, semua harapan telah menjadi abu
Abu yang telah memburamkan mata ini
Sering aku jumpai
Setitik embun yang ingin mengobati mataku
Namun aku menolaknya
Karena aku tetap mengharap uluran tangan darimu
Yang akan menuntunku
Meski aku tau semua itu semu
0 komentar:
Posting Komentar