Sabtu, 21 Juli 2012

Renungan #46 : Kasih Sayang Sang Suami





Ada sepasang suami isteri, dimana sang isteri adalah wanita yang sangat amat cantik tanpa cacat sedikit pun. Si suami begitu sangat mencintai sang isteri, begitu juga isterinya.

Di hari² itu, sedang maraknya tersebar
penyakit kulit yang akibatnya merusak keindahan kulit & sang isteri merasa dirinya tertular. Wajahnya pun mulai hancur digerogoti penyakit tsb.

Pada saat itu sang suami sedang berada di luar & belum mengetahui bahwa isterinya terserang penyakit kulit tsb.

Dalam perjalanan pulang, sang suami mengalami kecelakaan yang akibatnya suaminya menjadi buta. Dari hari ke hari.... Sang isteri yang pada mulanya bidadari berubah menjadi wanita yang ama jelek & menyeramkan namun sang suami tak bisa melihat & kehidupan mereka pun berjalan seperti biasa, penuh kasih sayang & cinta seperti awal
mereka menikah.

Βerjalan 40 thn, sang isteri meninggal, sang suami sangat bersedih & merasa
kehilangan sekali.
Setelah pemakaman, sang suami adalah orang terakhir yang keluar dari pemakaman sang isteri.

Ketika berjalan, datanglah seorang menyapa, "Pak, bpk mau kemana???"
Jawab sang suami, "Saya mau pulang"

Мendengar jawaban tsb, orang tsb bersedih dg keadaan sang suami yang
buta & hidup sendiri. Lalu orang tersebut
berkata, "Bukankah bapak buta & selalu bergandengan dengan sang istri? Gimana
sekarang bapak mau pulang sendiri?"

Jawab sang suami, "Sebenarnya saya tidak buta, selama 40 thn saya hanya berpura² buta agar isteri saya tidak minder atau rendah diri, walau saya mengetahui bahwa dia sakit & wajahnya berubah menjadi menakutkan"

Rabu, 18 Juli 2012

Renungan #45 : Katak dan Siput


 

Ada seekor siput selalu memandang sinis terhadap katak. Suatu hari, katak yg kehilangan kesabaran akhirnya berkata kepada siput:

"Tuan siput, apakah saya telah melakukan kesalahan, sehingga Anda begitu membenci saya?"

Siput menjawab: "Kalian kaum katak mempunyai empat kaki & bisa melompat ke sana ke mari,
Tapi saya mesti membawa cangkang yg berat ini, merangkak di tanah, jadi saya merasa sangat sedih."

Katak menjawab: "Setiap kehidupan memiliki penderitaannya masing², hanya saja kamu cuma melihat kegembiraan saya, tetapi kamu tidak melihat penderitaan kami (katak)."

Dan seketika, ada seekor elang besar yg terbang ke arah mereka, siput dg cepat memasukan badannya ke dalam cangkang, sedangkan katak dimangsa oleh elang...

Akhirnya siput baru sadar... ternyata cangkang yg di milikinya bukan merupakan suatu beban... tetapi adalah kelebihannya...





Nikmatilah kehidupanmu, tidak perlu dibandingkan dg orang lain. Keirian hati kita terhadap orang lain akan membawa lebih banyak penderitaan...
Rejeki tidak selalu berupa emas, permata atau uang yg banyak bukan pula saat kita di rumah mewah & pergi bermobil.
Karena bukan kebahagiaan yg menjadikan kita berSYUKUR tetapi berSYUKURlah yg menjadikan kita berbahagia...

Minggu, 15 Juli 2012

Puisi_Gelap

Puisi : Gelap
Oleh Unus Prajakaparta


Langit mulai gelap
Awan hitam mulai berarak menyelubungi sang langit
Kelelawar dan burung-burung gagak hitam
Membangkitkan fatamorgana
Mereka terbang berputar-putar
Suaranya melengking dan menyayat telinga
Mereka mencari mangsa
Entah kepada siapa, entah kepada apa saja yang ditemui

Suasana begitu gelap
Mereka datang dari arah mana saja yang gelap dan lembab
Entah apa yang ada di dalam benak mereka
Tak tau apakah ini murka
Atau sekedar pelepas dahaga

Mereka mengamuk pada manusia-manusia laknat
Tak peduli dengan semuanya
Darah bagaikan air di musim hujan
Merebak bau amis dan busuk bangkai-bangkai yang ditumbuhi ulat

Gelap, mereka melesat
Menghantui satu per satu dari kita
Semua akan terasa ngeri bila mereka di depan mata
Bau amis darah dan taring dengan sisa-sisa daging busuk
Berputar-putar mereka di atas kepala
Dalam suasana yang gelap dan mencekam

Puisi_Catatan 027

Puisi : Catatan 027
Oleh Unus Prajakaparta


Ke mana lagi aku harus melangkah dan mencarimu ?
Sedang di sepanjang jalan
Orang-orang memandangku
Seperti hendak telanjangi jiwa ini

Aku tidak pernah takut pada semua
Namun tak bisa pula aku bernaif durja
Tentang semua gelora di dalam jiwa penuh nada

Aku selalu tersenyum setiap kali engkau bisu
Aku tak pernah tau apa yang engkau mau

Telah sadar betul siapa diriku ini
Pengemis yang meminta satu kata darimu
Akulah si pengemis
Yang mengetuk pintu hatimu
Dengan sejuta harapan

Seumpama harapan siang
Yang merebut kesucian malam
Kenapa engkau masih bisu ?
Tak mau membuka sepatah kata pun untukku

Kini, semua harapan telah menjadi abu
Abu yang telah memburamkan mata ini
Sering aku jumpai
Setitik embun yang ingin mengobati mataku
Namun aku menolaknya
Karena aku tetap mengharap uluran tangan darimu
Yang akan menuntunku
Meski aku tau semua itu semu

Puisi_Bunga yang hilang

Puisi : Bunga yang hilang
Oleh Unus Prajakaparta


Kau telah kehilangan bungamu kawan
Dan semua orang memberi nasihat kepadamu
Kau tidak tau di mana bungamu kini berada
Dan aku yakin kau telah keliru memilih jalan

Kulihat matamu sayu dan sendu
Seberapa kuat kau akan menepis
Mendung yang menghalangi senyummu
Kau semakin gila kawan

Bungamu hilang, kenapa kau diam ?
Apakah kau takut akan durinya ?
Apa kau sudah enggan sebab dia layu?

Akh kawan
Aku muak sekali denganmu
Hanya kata "iya" yang muntah dari rongga mulutmu
Kawanku, coba dengarlah ini

"Bungamu yang hilang itu beda
Dari semua bunga yang ada di dunia
Dia begitu setia memberikan aroma harum di setiap nafasmu
Percayalah kawan
Aku takut kau akan menyesal bila kehilangannya"